1. Firman Alloh :
سبحانھوتعالى
الیَْومَْأكَمْلَْتُلكَمُْدیِنكَمُْوأَتَمْمَْتُعلَیَكْمُْنعِمْتَِيورََضیِتُلكَمُُالإِسْلامََدیِناًالیَْومَْأكَمْلَْتُلكَمُْدیِنكَمُْوأَتَمْمَْتُعلَیَكْمُْنعِمْتَِي
ورََضیِتُلكَمُُالإِسْلامََدیِناً
Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni'mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. (Al Maa-idah: 3)
Malik bin Anas رحمھالله berkata: “Barang siapa yang melakukan suatu bid’ah dalam Islam yang
dia menganggap baik bid’ah tersebut, maka sungguh ia telah menuduh bahwa Muhammad صلى
اللهعلیھوسلم telah mengkhianati risalah ini. Sebab Alloh berfirman: “Pada hari ini telah
Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni'mat-Ku, dan telah
Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. (Al Maa-idah: 3)”
Oleh sebab itu apa saja yang bukan merupakan agama pada hari itu, maka ia bukan termasuk
agama pula pada hari ini” [Al I’tisham oleh Asy Syathibiy, 1/64]
Asy Syaukaniy berkata: “Maka jika Alloh telah menyempurnakan agamaNya sebelum NabiNya
صلىاللهعلیھوسلم wafat, maka apa artinya pendapat bid’ah yang dibuat-buat oleh kalangan ahli
bid’ah tesebut!?? Kalau memang hal tersebut merupakan agama menurut keyakinan mereka,
maka berarti mereka telah beranggapan bahwa agama ini belum sempurna kecuali dengan
tambahan pemikiran mereka, dan itu berarti pembangkangan terhadap Al Qur’an. Kemudian
jika pemikiran mereka tersebut tidak termasuk dalam agama, maka apa manfaatnya mereka
menyibukkan diri mereka dengan sesuatu yang bukan dari agama ini.”!?
Ini merupakan hujjah yang kokoh dan dalil yang agung yang selamanya tidak mungkin dapat
dibantah oleh pemilik pemikiran tersebut. Dengan alasan itulah, hendaknya kita menjadikan
ayat yang mulia ini sebagai langkah awal untuk menampar wajah-wajah ahli logika,
membungkam mereka serta mematahkan hujjah-hujjah mereka.” [Al Qaulul Mufid Fii Adillatil
Ijtihaad Wattaqliid, hal. 38, Merupakan bagian dari Risalah Assalafiyyah, Cet: Daar Al Kutub Al
‘Ilmiyyah.]
2. Hadits dari Jabir bin Abdullah رضياللهعنھ bahwasanya Rosululloh صلىاللهعلیھوسلم sering
mengatakan dalam khutbahnya:
أمابعدفإنخیرالحدیثكتاباللهوخیرالھدىھدىمحمدوشرالأمورمحدثاتھوكلبدعةضلالة
“Amma ba’du, sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah firman Alloh dan sebaik-baik
petunjuk adalah petunjuk Muhammad صلىاللهعلیھوسلم dan seburuk-buruk perkara adalah yang
dibuat-buat dan setiap bid’ah itu sesat”. [Hadits ini ditakhrij oleh Muslim, no. 867]
3. Dari ‘Irbadh bin Saariyah رضياللهعنھ ia berkata:
وعظنارسولاللهصلىاللهعلیھوسلمموعظةوجلتمنھاالقلوبوذرفتمنھاالعیون ,فقلنایلرسولاللهكأنھا
موعظةمودعٍفأوصنا ,قال -أوصیكمبتقوىاللهعزوجل ,والسمعوالطاعةوإنتأمرعلیكعبد ,فإنھمنیعش
منكمفسیرىاختلافاًكثیراً .فعلیكمبسنتيوسنةالخلفاءالراشدینالمھدینعضواعلیھابالنواجذ ,وإیاكم
ومحدثاتالأمورفإنكلبدعةضلالةوعظنارسولاللهصلىاللهعلیھوسلمموعظةوجلتمنھاالقلوبوذرفت
منھاالعیون ,فقلنایلرسولاللهكأنھاموعظةمودعٍفأوصنا ,قال -أوصیكمبتقوىاللهعزوجل ,والسمع
والطاعةوإنتأمرعلیكعبد ,فإنھمنیعشمنكمفسیرىاختلافاًكثیراً .فعلیكمبسنتيوسنةالخلفاءالراشدین
المھدینعضواعلیھابالنواجذ,وإیاكمومحدثاتالأمورفإنكلبدعةضلالة
Rasulullah telah memberi nasehat kepada kami dengan satu nasehat yang menggetarkan hati
dan membuat airmata bercucuran”. kami bertanya ,"Wahai Rasulullah, nasihat itu seakan-akan
nasihat dari orang yang akan berpisah selamanya (meninggal), maka berilah kami wasiat"
Rasulullah bersabda, "Saya memberi wasiat kepadamu agar tetap bertaqwa kepada Alloh yang
Maha Tinggi lagi Maha Mulia, tetap mendengar dan ta'at walaupun yang memerintahmu seorang
hamba sahaya (budak). Sesungguhnya barangsiapa diantara kalian masih hidup niscaya bakal
menyaksikan banyak perselisihan. karena itu berpegang teguhlah kepada sunnahku dan sunnah
Khulafaur Rasyidin yang lurus (mendapat petunjuk) dan gigitlah dengan gigi geraham kalian.
Dan jauhilah olehmu hal-hal baru karena sesungguhnya semua bid'ah itu sesat." [Hadits ini
dikeluarkan oleh Ahmad (4/126), Abu Dawud, no. 4607, At Tirmidziy, no. 2676 dan beliau
mengatakan (hadits ini) hasan shahih, dan Ibnu Majah, no.44, Ad Darimiy, (1/44-45). Al Bazzaar
berkata: Hadits ini Tsaabit Shahiih. Ibnu Abdil Barr berkata: (derajat) hadits ini seperti yang
dikatakan oleh al Bazzaar, Jaami’u Bayaanil ‘Ilmi, hal. 549.]
Berkata Ibnu Rajab: “Perkataan beliau كلبدعةضلالة“ : صلىاللهعلیھوسلم ” –setiap bid’ah itu
adalah kesesatan- merupakan jawami’ul kalim (satu kalimat yang ringkas namun mempunyai
arti yang sangat luas -pent) yang meliputi segala sesuatu, kalimat itu merupakan salah satu dari
pokok-pokok ajaran agama yang agung” [Jami’ul ‘ulum wal hikam, hal. 28)
Berkata Ibnu Hajar: “Perkataan beliau كلبدعةضلالة“ : صلىاللهعلیھوسلم ” –setiap bid’ah itu
adalah kesesatan-, merupakan suatu kaidah agama yang menyeluruh, baik itu secara tersurat
maupun tersirat. Adapun secara tersurat, maka seakan-akan beliau bersabda: “Hal ini bid’ah
hukumnya dan setiap bid’ah itu adalah kesesatan”, sehingga ia tidak termasuk bagian dari
agama ini, sebab agama ini seluruhnya merupakan petunjuk. Oleh karena itu maka apabila
telah terbukti bahwa suatu hal tertentu hukumnya bid’ah, maka berlakulah dua dasar hukum
itu (setiap bid’ah sesat dan setiap kesesatan bukan dari agama), sehingga kesimpulannya
adalah tertolak.”. [Fathul Baariy, (13/254)
Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin berkata: “Sesungguhnya perkataan beliau :صلىاللهعلیھوسلم
كلبدعة“ ” –setiap bid’ah-, merupakan ungkapan yang bersifat umum dan menyeluruh, karena
diperkokoh dengan kata yang menunjukkan makna menyeluruh dan umum yang paling kuat,
yakni kata كل(setiap)” [Al Ibdaa’ Fii Kamaalisy Syari’i Wa Khatarul Ibdaa’, hal. 13]
Beliau berkata pula: “ Maka setiap apa saja yang diklaim sebagai bid’ah hasanah, maka
hendaklah dijawab dengan dalil ini. Dan atas dasar inilah, maka tak ada sedikitpun peluang
bagi ahlul bid’ah untuk menjadikan bid’ah mereka itu sebagai bid’ah hasanah. Karena ditangan
kita terhunus pedang pamungkas yang berasal dari Rosululloh صلىاللهعلیھوسلم , yakni kalimat “ كل
بدعةضلالة ” –setiap bid’ah itu adalah kesesatan-“.
Sesungguhnya pedang pamungkas ini dibuat dalam “industri kenabian dan kerasulan”, bukan
hasil ciptaan berbagai rumah produksi yang penuh kegoncangan, ia merupakan produk kenabian
yang diciptakan secara optimal. Karena itulah tidak mungkin orang yang memiliki pedang
pamungkas seperti ini akan mampu dihadapi oleh siapapun dengan suatu bid’ah yang dianggapnya sebagai bid’ah hasanah, padahal Rosululloh صلىاللهعلیھوسلم telah mengatakan: “ كل
بدعةضلالة ” –setiap bid’ah itu adalah kesesatan-. [Al Ibdaa’ Fii Kamaalisy Syari’i Wa Khatarul
Ibdaa’]
4. Dari ‘Aisyah رضياللهعنھا berkata: Rosululloh صلىاللهعلیھوسلم bersabda:
منأحدثفيأمرناھذامالیسمنھفھوردمنأحدثفيأمرناھذامالیسمنھفھورد
Barangsiapa yang mengada-adakan sesuatu dalam urusan agama kami ini yang bukan dari kami,
maka dia tertolak (Muttafaqun ‘Alaihi)
Asy Syaukaniy berkata: “Hadits ini merupakan salah satu dari kaidah-kaidah agama, sebab
hadits ini mendasari hokum-hukum yang tiada terbatas. Dan betapa tegas hadits ini dan betapa
jelas indikasinya terhadap kebathilan para fuqaha’ yang membagi bid’ah menjadi beberapa
macam serta hanya menolak sebagian bid’ah saja tanpa ada dalil yang mengkhususkannya baik
dalil aqly maupun dalil naqly”.
5. Dari Abdullah bin ‘Ukaim bahwasanya ‘Umar رضياللهعنھ berkata:
إنأصدقالقیلقیلاللهوإنأصدقالھدىھدىمحمدوإنشرالأمورمحدثاتھا،ألاوإنكلمحدثةبدعةوكل
بدعةضلالةوكلضلالةفىالنار
Sesungguhnya perkataan yang paling benar adalah firman Alloh dan sebaik-baik petunjuk
adalah petunjuk Muhammad صلىاللهعلیھوسلم dan sesungguhnya seburuk-buruk perkara adalah
perkara-perkara yang dibuat-buat (dalam agama). Ketahuilah bahwa sesungguhnya setiap
perkara yang dibuat-buat (dalam agama) itu adalah bid’ah dan setiap bid’ah itu adalah
kesesatan dan setiap kesesatan itu (tempatnya dineraka). [Dikeluarkan oleh Ibnul Wudhah
dalam al Bida’, hal. 31 dan al Laalikaa’iy, hadits no. 100 (1/84)
6. Abdullah bin Mas’ud رضياللهعنھ berkata:
إتبعوولاتبتدعوافقدكفیتموكلبدعةضلالة
“Ber-ittiba’lah kamu kepada Rosululloh dan janganlah ber-ibtida’ (mengada-ada tanpa dalil),
karena sesungguhnya agama ini telah dijadikan cukup buat kalian, dan setiap bid’ah itu adalah
kesesatan” [Dikeluarkan oleh Ibnu Baththah dalam Al Ibaanah, no. 175 (1/327-328) dan Al
Laalikaa’iy, no. 104 (1/86)
7. Abdullah bin ‘Umar رضياللهعنھما berkata:
كلبدعةضلالةوإنرأھاالناسحسنة
“Setiap bid’ah itu adalah kesesatan, sekalipun manusia menganggapnya hasanah (baik)” [Al
Ibaanah, no. 205 (1/339) Al Laalikaa’iy, no. 126 (1/92)
0 comments: